Follow abeezain on Twitter

Menjadi Guru Kreatif, sulitkah?

Betapa menyenangkan rasanya, ketika anak didik yang kita bimbing mampu memahami apa yang kita ajarkan. disanalah letak kepuasan dan kebahagiaan sang pendidik. bukan tanggal muda ataupun jatah proyekan, karena di dunia pendidikan yang ada hanyalah para pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa karena memang tidak membutuhkannya. penghargaan tertinggi tatkala anak didik kita mampu meraih sukses, dan senyum bahagia serta sapaan hangat dari mereka (mantan anak didik) yang selalu mengingat dan tak pernah berhenti untuk menyebutkan diri sebagai murid.
diantara beberapa hal di atas barangkali memotivasi banyak orang untuk menjadi guru sebagai cita-cita mulia. Namun pada saatnya, ternyata mengajar (apalagi mendidik) jauh lebih sulit dari sekedar berbagai teori pendidikan yang dipelajari di perkuliahan, karena siswa sebagai manusia tentunya akan berkembang sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi budaya dan lain sebagainya sehingga turut mempengaruhi perkembangan psikologis peserta didik.

lalu bagaimana agar dapat menikmati bayangan kebahagiaan menjadi guru? tentunya kita perlu memikirkan bagaimana caranya agar mengajar itu menyenangkan. Tidak lain bahwa kita haruslah menjadi guru kreatif karena hanya dengan demikianlah kita akan dapat bergembira tanpa beban dalam mengajar, serta anak didik kita maupun orang tua (masyarakat) tidak akan segan untuk berterimakasih kepada kita.
Karena jangan salah, bahwa tidak jarang guru-guru mendapat protes keras oleh orang tua siswa berkaitan dengan proses belajar mengajar.
 Menjadi guru kreatif yang dimaksudkan disini (bukan penulis menganggap diri sendiri sudah kreatif) adalah tidak kebingungan dalam mendapatkan cara mengajar yang menyenangkan. Menyenangkan bagi siswa maupun guru dan orang tua siswa itu sendiri (secara tidak langsung, orang tua tentunya turut menikmati pengajaran dan pendidikan yang guru lakukan pada anak-anaknya). Pembelajaran yang menyenangkan tentunya tidak hanya tercpainya indikator keberhasilan belajar, namun juga menjadikan siswa maupun guru betah untuk berlama-lama di dalam pertemuan pembelajaran (bukan di kelas, karena pembelajaran kreatif tidak hanya berlangsung di dalam ruang kotak penuh dengan kursi dan meja, tidak bisa keluar masuk seenaknya bak penjara).

Dengan menjadi guru kreatif, kita tidak akan menemukan siswa bandel yang gak ketulungan, artinya sudah betul-betul tidak terkendali. Kita juga tidak akan ada kesulitan untuk menangani siswa bermasalah, seperti bolos, terlambat maupun nilai yang kurang dari KKM, karena semua siswa kita selalu menanti kehadiran kita, sehingga akan selalu datang tepat waktu, belajar dengan antusias dan jauh dari itikad bolos, rugi bangat kali.
Baiklah, berikut beberapa hal yang penulis rasakan sendiri, bagaimana perjalanan mendapatkan pusaka yang namanya kreatif.

1. Menguasai materi;
2. Desain pembelajaran;
3. Mempersiapkan media yang diperlukan;
4. Pengkondisian kelas;
5. Komunikasi;
6. Menarik minat, keingin tahuan dan motivasi siswa;
7. Pengembangan proses;
8. Perencanaan cadangan;
9. Timing;
10. Closing.

Masih banyak lagi barangkali yang dibutuhkan, tapi hal-hal di atas saya kira sudah cukup kok. Mari kita bahas.
Bagaimana jika semua yang di atas belum dimiliki?
Mulailah dari penguasaan materi & fikirkanlah bagaimana cara mengajarkannya. Dengan memikirkan cara mengajarkannya, kita akan berfikir untuk menyiapkan media yang dibutuhkan.

Pengkondisian kelas membutuhkan waktu dan pengalaman, karenya tidak perlu terlalu difikirkan, suatu saat kita pasti akan menemukan cara yang sesuai untuk siswa-siswa tertentu (karena beda siswa beda cara penanganannya).

Kemampuan komunikasi jelas adalah bawaan dan kemampuan dasar sedang untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, kita perlu terus mengasahnya.

Menarik minat dan motivasi terjadi ketika proses belajar akan berlangsun, hanya berkisar beberapa detik, hal inilah yang perlu anda siapkan baik-baik. First sight begitu penting, siapkanlah performance anda dari pakaian dan lainnya, disamping ada yang mengatakan bahwa memasuki ruang kelas dari arah kiri siswa lebih menguntungkan daripada sebaliknya.

Pengembangan proses, rencana cadangan ketika gagal dalam pembelajaran (maksudnya tidak rame, anak-anak bosen, dll) timing dan closing semua baru akan kita alami setiap kali mengajar, karenanya tidak perlu terlalu difikirkan, hal itu hanya akan membuat anda khawatir berlebihan. Just relax, karena setiap sesi pengajaran yang kita lakukan, membutuhkan rencana cadangan, timing dan closing yang berbeda. Anda hanya butuh penguasaan diri anda sendiri.

Jadi... sulitkah menjadi guru kreatif?
Sulit ketika hanya difikirkan, tapi sungguh mudah dan menyenangkan ketika dilaksanakan.
Kata kunci tentang menjadi guru kreatif adalah,"Selalu berbeda, bebas, baru"

0 comments:

related post