Blog Guru Topsites List

Follow abeezain on Twitter
Tampilkan postingan dengan label Nationalism. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nationalism. Tampilkan semua postingan

sekelumit pengetetahuan tentang DPR - MPR

ini saya repost nih dapet copas dari kaskus
gada maksud apa2 cuma pengen temen2 semua tahu tentang DPR-MPR

cekidot gan







10.09 | 0 comments | Read More

Bangkitlah Rupiahku



Saya masih ingat betul ketika Kakek bercerita pengalamannya beribadah haji di tanah suci, beliau berhaji sekitar tahun 70-an. Tidak banyak hal yang saya ingat tentang kisahnya, karena hampir setiap berkunjung kerumah Kakek, maka perjalanan rohaninya di tanah suci akan selalu diulang kembali. Yang saya ingat betul adalah ketika beliau bercerita tentang mahalnya ongkos taksi dari Aziziyah ke Masjidil Haram dan mahalnya teh susu di pinggiran masjidil Haram.

Terkadang memang membosankan, namun ternyata bermula dari kisah Kakek inilah cita-cita besar untuk menginjakkan kaki ke tanah suci menjadi harapan menggebu. Seusai tamat pendidikan SMK (STM) saya bekerja di sebuah perusahaan swasta, dengan gaji yang besar maka semakin besar pula cita-cita akan segera terwujud. Namun tidak semudah itu, ternyata perusahaan inipun bangkrut. sebuah perusahaan besar yang telah turut membangun Kota kelahiranku tercinta, ternyata turut goyah oleh persaingan global dan dampak krisis moneter.

Akhirnya sayapun melanjutkan study di kampus yang satu-satunya milik negara di tempat tinggalku. Pilihan ini atas pertimbangan biaya ringan dan semoga kualitasnya sebagai perguruan tinggi negeri satu-satunya turut menjadikan kampusku ini malu ketika tidak berkualitas, maka harapan akan segera melancong ke tanah suci inipun terpaksa ditunda, tabungan selama bekerja saya gunakan untuk kuliah.

Namun tak disangka, bahwa kesempatan untuk berjiarah ke Masjidil Haram terwujud selang 3 tahun keputusan saya untuk kuliah. Ya... sebuah kesempatan yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Menjadi Pramuka yang semua orang mencemooh dengan nyanyiannya "Pramuka-pramudi, Pramuka Belum Mandi" ternyata menjadi jalan bagiku untuk berangkat ke tanah suci. Berawal dari kesempatan open recruitment bagi petugas haji unsur TNI/POLRI dan Pramuka, yang memiliki kemampuan sebagaimana disyaratkan, akhirnya saya lulus dan mengikuti berbagai prosedur yang ada, singkat cerita sampailah di tanah suci.

Cerita di atas bukanlah inti dari tulisan asal yang saya buat. Tetapi sebuahnkenyataan yang membuatku ta'jub adalah, ketika saya mencoba menggunakan taksi dari Azijiyah menuju Masjidil haram lalumencicipi manisnya teh susu khas disana, ternyata harganya begitu mencengangkan. Saadzhabu illal Haram, bikam ya Muhammad?" pertanyaanku kepada sang supir (kalimat yang sudah saya hafal jauh hari sebelum keberangkanan, :) -red) "Realan" jawab sang supir. Begitupun ketika saya membeli teh susu "kam laban wa syai?" maka sang pelayan tokopun menjawab "realan". Saya ingat betul, ketika Kakek bercerita tentang tarif taksi dan teh susu pada tahun 70-an yang harganya 1 real, hal ini bertahan hingga saat saya berangkat ke Tanah Suci tahun 2008 akhir. Begitu pula dengan nilai tukar real yang berkisar Rp. 2.500,- s.d. Rp. 3.000,-

Luar biasa, sebuah pertanyaan sederhana bagi saya saat itu dan sekarang adalah, bagaimana mungkin Arab Saudi bisa mempertahankan nilai tukarnya dan harga barang yang begitu stabil?

Dengan stabilnya harga barang dan kebutuhan hidup, tentunya menjadikan pertumbuhan ekonomi terus meningkat. Tidak perlu lagi ada yang namanya pencabutan subsidi sehingga menjadikan merangkaknya harga, sebagai contoh pencabutan subsidi BBM, maka turut naiklah seluruh harga kebutuhan hidup. Hal ini terjadi memang karena mau tidak mau, ongkos transportasi akan turut meningkat, seiring meningkatnya ongkos transportasi, maka wajar jika harja jual produkpun terpengaruh.

Nilai inflasi yang terus melonjak, saya masih ingat ketika disuruh membeli beras oleh ibu waktu saya masih SD kelas 6, harganya hanya Rp. 700,-/Kg. Bereas dengan kualitas yang baik. Saya katakan berkualitas karena nasi tersebut dapat tahan 3-4 hari tidak basi. Tengoklah beras dengan harga yang bagus sekalipun, kualitasnya tidak seperti dulu, 1-2 hari sudah basi.

Begitulah kondisi negeri ini, ketika minyak tanah dicabut karena negara sudah tidak sanggup mensubsidi. Kenaikan harga begitu cepatnya, sehingga seolah tak berharga apa yang kita miliki saat ini. Tidak penting berapa kenaikan gaji pekerja setiap tahunnya karena inflasi akan jauh lebih besar seiring naiknya gaji para buruh. Semuanya seolah tidak ada jalan keluar guna mengatasi kemiskinan negara ini.

Sempat saya berfikir, kenapa Negara tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya? Lalu bagikan saja kepada rakyat. Seperti APBN tahun ini yang mencapai 1400 Triliun, kenapa tidak dibagikan saja kepada 75 juta rakyat miskin, kenapa harus repot-repot disusun, dibagi dan dikelola untuk berbagai rencana Negara yang hasilnya tidak pernah terasakan oleh rakyat miskin (yang katanya sekarang berjumlah sekitar 75 jutaan). Dengan dibagikannya APBN kepada rakyat miskin (masing-masing mendapat + 18,6 jt) maka tinggal diterjunkan mahasiswa ataupun ekonom/entrepreneur handal untuk membantu mereka mengembangkan usaha kecil. satu tahun kemudian bereslah sudah, tidak ada yang namanya 75 juta rakyat miskin Indonesia.

ya... begitulah kalo pikiran lagi ngawur, asal-asalan, seolah sesederhana itu keadaannya. Pikiran ngawur ini muncul akibat keputusasaan yang membeku dan tak mungkin lagi dapat dicairkan oleh panasnya tantangan global.

Jangankan usaha kecil, perusahaan besar tepat saya bekerja lepas SMK dapat bangkrut. Perusahaan yang telah beriri puluhan tahun, denga aset gabungan yang dimiliki oleh Amerika dan Inggris. Kenapa bisa bangkrut?

Dari pertanyaan-pertanyaan yang anda temui sepanjang tulisan ngawur ini, akan saya ajak anda untuk memikirkan langkah strategis kedepan bagi kita sebagai individu, kelompok maupun Bangsa Indonesia secara umum.

Kenapa tidak ada langkah praktis untuk memulai dari diri kita sebagai individu, membiasakan diri hidup berhemat, menggunakan produk lokal, memilih berbelanja di tempat non kapitalis, ikut berusaha menstabilkan harga dengan menawar harga, mengurungkan niat membeli ketika harga dipatok naik oleh sang penjual.

Lalu ketika kita sebagai kelompok tertentu yang memiliki masa, maka sadarilah bahwa loyalitas bergantung pada kesejahteraan, maka bekerjasamalah agar hak-hak kesejahteraan tersebut terpenuhi, jangan mengalah pada keadaan, dimana kondisi pemasukan yang serba kekurangan, sedangkan di luar sana, harga kebutuhan akan terus naik, dan tak mungkin turun.

Hal inilah yang paling signifikan, yaitu ketika kita memiliki kekuasaan sentral atas pengelolaan ekonomi. Bagaimana mengendalikan laju inflasi? tentunya pemerintah harus tegas dalam standarisasi harga barang. Operasi pasar semestinya tidak hanya sekedar buah berita televisi dan media massa lainnya, semestinya apa yang dilakukan oleh Arab Saudi dapat kita contoh, ketika penjual telah menaikkan harga, menjual barang denga kualitas jelek, apalagi menjual barang kadaluarsa, maka tokonya kan langsung disegel dan tidak dapat lagi mendapat ijin berdagang dalam waktu tertentu.

Regulasi peraturan standarisasi harga tentunya diperlukan, walau memang akan berbeda pada daerah tertentu, namun tentunya dapat disesuaikan. Yang terpenting adalah tidak ada pihak yang dirugikan. Jangan sampai peraturan negara kita selalu saja mengarah kepada inflasi, seperti kenaikan BBM, atau cukai tembakau yang terus meningkat, kebijakan ekspor-impor. Semua peraturan seolah menjadikan harga barang terus naik. Ini harus di hentikan, dengan jalan standarisasi harga sebagaimana saya sebutkan di atas. Tentunya perilaku individu masyarakat perlu ikut mendukungnya.

Dan yang terakhir adlaah, keinginan terbesar ketika Rupiah bangkit dan terhormat. Bayangkan ketika $1 = Rp. 1. sungguh indah bukan, sehingga kita tidak perlu menghitung begitu banyaknya kebutuhan hidup, yang ketika didengar oleh orang asing yang awam nilai tukar rupiah akan menganggapnya tinggi, seperti UMR Kota Cirebon Rp. 1juta. Woow bukan, ketika 1 juta ini adalah $.
untuk itu, keinginan besar saya agar adanya devaluasi nilai rupiah sebagaimana yang pernah Presiden Sukarno lakukan dahulu untuk menghentikan inflasi besar-besaran. Ketika Rp. 10.000,- diubah menjadi Rp. 1, sungguh indah terdengar ketika $ 1 = Rp. 0,9.
Kenapa perlu adanya devaluasi? jelas seiring nilai rupiah yang tinggi, maka angka inflasi tidak akan lagi secepat saat ini. Ketika ongkos angkos menghendaki naik dari Rp. 1000 menjadi Rp. 1500, kenaikan 500 angka luar biasa besar, namun karena nilainya yang dianggap kecil  maka angka-angka ini seolah tak berguna atau biasa saja. Sekarang ketika nilai rupiah 1000 menjadi 1 sen, maka kenaikanpun tidak akan begitu signifikan, dan pengendaliannyapun akan lebih mudah saya fikir.

ketika rupiah sudah bangkit, untuk membeli sebuah mobil tidak perlu kita membawa koper, tidak perlu juga para akuntan lelah menghitung nominal angka nol yang begitu banyak, disamping harpan besarnya adalah, meredanya peningkatan inflasi yang tak terbendung.
Namun sayangnya, hal ini hanya dpat saya lakukan ketika saya menjadi seorang bos besar (Gubernur) di Bank Indonesia. Lewat tulisan ini, saya mengajak kepada semua untuk sadar bahwa kitapun sesungguhnya turut menentukan angka inflasi, cerdaslah sebagai konsumen, dan proporsionallah menjadi produsen. Sehingga Rupiah kita semakin berarti, Rupiah kita semakin dicintai, maka bangkitlah rupiahku.

Sumber Gambar: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/ce/Rupiah.jpg
14.14 | 0 comments | Read More

Bangga dengan Militer Indonesia









Jika ada yang bertanya "Apakah anda bangga dengan TNI yang kita miliki?" ada yang bangga atau sebaliknya. Yang bangga, mungkin karena berbagai alasan, sedang yang tidak atau belum bangga, saya ingin menjadikannya bangga setelah membaca posting ini.

Indonesia dalam hal ini TNI ternyata masuk dalam 15 besar militer terkuat. Penilaian ini terdiri dari banyak kriteria, dari jumlah personil, hingga fasilitas tempur dan pertahanan yang dimiliki.

Selengkapnya silahkan disimak berikut ini:





Kesimpulannya:



Selengkapnya http://globalfirepower.com/

Setelah menyimak beberapa video di atas, semoga kita semua bangga dengan TNI, dan mari bersama menjaga keutuhan NKRI demi tegak dan berkibarnya Merah Putih di bumi pertiwi.


18.31 | 1 comments | Read More

Kode Kepolisian - Police Call Sign







kode sandi polisi yg dipakai ngomong melalui HT


SANDI ALPHABET


A : Ambon
B : Bandung
C : Cepu
D : Demak
E : Ende
F : Flores
G : Garut
H : Halong
I : Irian
J : Jepara
K : Kendal
L : Lombok
M : Medan
N : Namlea
O : Opak
P : Pati
Q : Quibek
R : Rembang
S : Solo
T : Timor
U : Ungaran
V : Viktor
W : Wilis
X : Ekstra
Y : Yongki
Z : Zainal


SANDI ANGKA


1-1 : Hubungi per telepon
1-4 : Ingin bicara diudara (langsung)
3-3 : Penerimaan sangat jelek/orang gila
3-3L : Kecelakaan korban luka
3-3M : Kecelakaan korban material
3-3K : Kecelakaan korban meninggal
3-3KA : Kecelakaan kereta api
3-4-K : Kecelakaan, korban meninggal, pelaku melarikandiri
4-4 : Penerimaan kurang jelas
5-5 : Penerimaan baik/sehat
8-4 : Tes pesawat/penerimaannya
8-6 : Dimengerti
8-7 : Disampaikan
8-8 : Ingin berjumpa langsung
10-2 : Posisi/keberadaan
10-8 : Menuju
2-8-5 : Pemerkosaan
3-3-8 : Pembunuhan
3-6-3 : Pencurian
3-6-5 : Perampokan
8-1-0 : Pembunuhan
8-1-1 : Hidup
8-1-2 : Berita agar diulangi (kurang jelas)
8-1-3 : Selamat bertugas
8-1-4 : Laporan/pembicaraan terlalu cepat
8-1-5 : Cuaca
8-1-6 : Jam/waktu
8-1-9 : Situasi


SANDI HURUF


Taruna : Berita
Gelombang : Jam/waktu
Semut : Pelajar
Lalat : Mahasiswa
Pangkalan : Rumah/kediaman
Cangkulan : Kantor/tempat kerja
Gajah : Derek
Komando : Kantor polisi
Tikar : Surat
Buntut tikus : Antena pendek (HT)
Belalai gajah : Antena atas
Laka : Kecelakaan
Jaya 65 : Kebakaran
Timor Kupang Pati : Tempat Kejadian Perkara
Timor Lombok Pati : Telepon
Timor Kupang Ambon : TerKendali Aman
Halong Timur : Handy Talky (HT)
Halong Pati : Hand Phone (HP)
Kupang Rembang : KendaRaan
Kupang Ambon : Kereta Api
Wilis Kendal : Walikota
Kendal Cepu : KeCamatan
Kendal Lombok : KeLurahan
Rembang Wilis : RW
Rembang Timur : RT
Rembang Rembang : Serse
Rembang Solo : Rumah Sakit
Rembang Pati : Rupiah
Anak Kijang : Pencuri/Tersangka
Ambon Demak : Angkatan Darat
Ambon Lombok : Angkatan Laut
Ambon Ungaran : Angkatan Udara
Pati Medan : Polisi Militer
Timor Medan : Tamu/Teman
Lombok-Lombok : Lalu Lintas
Timor Lombok : Lampu Lalu Lintas/Traffic Light
Sepi : Senjata Api
Sajam : Senjata Tajam
Curat : Pencurian Dengan Pemberatan
Curas : Pencurian Dengan Kekerasan
Curanmor : Pencurian Kendaraan Bermotor
Bandung Umar Solo : BUS
Medan-Medan : Metro Mini
Pati Demak Irian : Jam/Waktu
Solo Medan Pati : Pelajar
Solo Medan Ungaran : Mahasiswa
Solo Timur Medan : Rumah/Kediaman
Opak Kendal Jepara : Kantor/Tempat Kerja
Opak Pati Solo : Derek
Lombok Pati : Kantor Polisi
Lombok Irian : Surat
Lombok Demak : Antena Pendek (HT)
Bandung-Bandung : Barang Bukti (BB)
Bandung2 Padat : Makan
Bandung2 Medan : Bahan Bakar Minyak
Lampiran/Ambon : Istri
Monik : Anak
Solo Bandung : Stand By
Solo Garut : SiaGa
Medan Demak : Meninggal Dunia
Pati Ambon Medan : Pengamanan
Ambon Pati-Pati : Apel
Palang Hitam : Mobil Jenazah
Demak Pati Kendal : Dinas Pemadam Kebakaran


Sandi Pangkat Kesatuan


Kresna : Presiden
Bima : Wakil Presiden
Timor Bandung I : Kapolri
Metro I : Kapolda
Timor I : Kapolres
Jajaran 1 : Kapolsek
Jajaran 2 : Wakapolsek
Jajaran 3 : Serse
Jajaran 4 : Sabhara
Jajaran 5 : Bimas/Babinkamtibmas
Jajaran 6 : Lantas/Lalu Lintas



21.40 | 927 comments | Read More

Lambang Universitas Indonesia (UI)





universitas indonesia
makara
logo ui
Lambang Universitas Indonesia diciptakan pada tahun 1952 oleh Sumaxtono (nama aslinya Sumartono), mahasiswa Angkatan 1951 Seni Rupa Fakulteit Teknik Universiteit Indonesia, Bandung.
Ide dasar dari lambang tersebut adalah kala-makara, yang merupakan dua kekuatan yang ada di alam: kala sebagai kekuatan di atas (kekuatan matahari) dan makara sebagai kekuatan di bawah (kekuatan bumi). Kedua kekuatan itu dipadukan dan distilir Sumaxtono menjadi makara yang melambangkan Universitas Indonesia sebagai baik sumber ilmu pengetahuan, maupun hasilnya, yang menyebar ke segala penjuru.
Lambang Universitas Indonesia terdiri dari dua unsur, yaitu: pohon dengan cabang- cabangnya dan makara:
Makna lambang Universitas Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Pohon berikut cabang dan kuncup melambangkan pohon ilmu pengetahuan dengan cabang-cabang ilmu pengetahuannya, sementara kuncup tersebut suatu saat akan mekar dan menjadi cabang ilmu pengetahuan baru. Kuncup-kuncup itu akan senantiasa mekar selama pohon ilmu pengetahuan itu hidup. Dengan demikian, Sumaxtono ingin menyatakan bahwa cabang-cabang ilmu pengetahuan akan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan zaman.
  • Makara yang mengalirkan air melambangkan hasil yang memancar ke segala penjuru. Makna yang diberikan Sumaxtono adalah Universitas Indonesia sebagai sumber ilmu pengetahuan, akan menghasilkan sarjana-sarjana yang cerdas, terampil, penuh ketakwaan, berbudi luhur, dan berkepribadian, serta bersikap terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemajuan ilmu dan teknologi serta masalah yang dihadapi masyarakat, dan mampu menyelesaikannya sesuai dengan kaidah-kaidah akademik, di mana pun mereka berada.
Rancangan desain berikut maknanya diperlihatkan oleh Sumaxtono kepada Srihadi (mahasiswa Seni Rupa FT-UI, Bandung Angkatan 1952) pada tahun 1952. Prof. KRHT H. Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, M.A. – yang juga pencipta lambang Institut Teknologi Bandung – tidak mengetahui kapan dan siapa yang mengesahkan lambang UI tersebut. Yang pasti adalah, sampul buku Universiteit Indonesia, Fakulteit Teknik, Bandung: Rentjana Untuk Tahun Peladjaran 1952-1953 (Percetakan AID, BAndung, 120 hlm.) menggunakan lambang Universitas Indonesia untuk pertama kali seperti yang dibuat oleh Sumaxtono (tanpa bingkai segilima).
Sumber : www.ui.ac.id


18.57 | 0 comments | Read More

Lambang Universitas Gadjah Mada





universitas gadjah mada

Sedangkan arti dari lambang tersebut di atas bisa diuraikan dalam enam bagian, yaitu:

  1. Surya dengan sinarnya dan kartika bersegi lima berwarna kuning emas melambangkan bahwa Universitas Gadjah Mada adalah Universitas Pancasila, Lembaga Nasional Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan bagi Pendidikan Tinggi berdasarkan Pancasila, yang memancarkan ilmu pengetahuan. kenyataan dan kebajikan.
  2. Titik pusat lambang berupa matahari berlubang atau “surya binolong”. Kata “surya” mengandung makna angka “satu” dan “binolong” mengandung makna angka “sembilan”, sehingga bentuk “surya binolong” atau matahari berlubang mengandung makna “satu” dan “sembilan”, yang bisa dibaca 19. Setiap kesatuan kumpulan sinar pun terdiri atas sembilan belas sorot sinar, yang juga mengandung makna angka 19, tanggal pendirian UGM.
  3. Dua bentuk lingkaran bersusun yang melingkari lubang titik pusat lambang di dalam lima kesatuan kumpulan sinar surya berbentuk bintang segi lima, yang serupa dengan surya kembar di dalam Kartika atau Bintang. Kartika me. ngandung makna “satu” dan surya kembar mengandung makna “dua”, sehingga bentuk surya kembar ini mengandung makna angka satu dan “dua”, yang bisa dibaca 12. Angka 12 ini adalah nomor bulan Desember, bulan pendirian UGM.
  4. Songkok dan Tombak masing-masing berjumlah lima melingkungi Surya dan Kartika, melambangkan sifat pahlawan dan perjilangan nasional UGM yang selalu siap sedia dan waspada. Keseluruhannya diliputi dan diresapi Pancasila, kesemuanya itu melambangkan sifat UGM sebagai monumen perjuangan Pancasila berdasarkan Pancasila.
  5. Kesatuan kumpulan Sinar, Segi Kartika, Songkok, dan Tombak, masing-masing berjumlah 5 (lima). Semuanya melambangkan Pancasila, sehingga UGM memiliki dasar, sifat, dan tujuan, hakekat pahlawan serta perjuangan nasional demi Pancasila.
    Warna putih melambangkan sifat Kesucian. Warna kuning emas melingkari warna putih pada hakekatnya merupakan satu “sengkalan memet”, yaitu rumusan kata-kata yang menyiratkan pertalian makna warna putih dan warna kuning emas, yang berbunyi: murnining suci margin kanyatan atau kemurnian kesucian adalah j alan kenyataan. Katimat ini melambangkan angka tahun 1949, yaitu tahun pendirian UGM.
  6. Kata “Murni” mengandung angka 9; “Suci”dilambangkan angka 4; ” Marga” dilambangkan angka 9, sedangkan “kenyataan” dilambangkan angka 1. Semua ini,bila dibaca dari belakang, mempunyai nilai 1949.
Uraian di atas melukiskan betapa kompleksnya makna lambang UGM, sesuatu yang tidak mudah untuk diingat. Kendati begitu, ia perlu dimasyarakatkan, paling tidak untuk mencegah terulangnya kekeliruan yang ditemukan Prof. Adnan tersebut di atas.
Sumber: www.ugm.ac.id

18.55 | 1 comments | Read More

Lambang Universitas Negeri Surabaya





unesa
Arti lambang Universitas Negeri Surabaya sebagai berikut :
  1. Perisai segilima beraturan berwarna biru laut melambangkan falsafah Pancasila sebagai pandangan hidup sivitas akademika Unesa, warna biru melambangkan ketulusan sikap dalam mendidik mahasiswa menjadi sarjana dan tenaga profesional yang bermoral tinggi tanpa membeda-bedakan golongan, suku, ras dan agama.
  2. Sayap burung garuda berwarna kuning berjumlah sembilan yang terdiri dari empat bulu sayap besar, dan lima bulu sayap kecil, melambangkan semangat ’45 yang melandasi sikap dan perubahan seluruh sivitas akademika Unesa dalam berperan mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
  3. Tugu pahlawan berwarna putih terdiri atas tiga pilar sebagai ciri khas kota Surabaya, melambangkan semangat yang kuat sivitas akademika Unesa dalam mengembangkan Tri Darma Perguruan Tinggi.
  4. Bunga teratai berwarna merah, melambangkan kesucian hati, keluhuran budi dan keberanian membela kebenaran bagi seluruh sivitas akademika Unesa dalam mengabdi kepentingan bangsa dan negara.
  5. Buku berwarna putih sebagai dasar, melambangkan bahwa Unesa sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
  6. Wujud lambang tugu pahlawan, sayap, dan bunga teratai apabila dirangkai menunjukkan angka 1998 sebagai tahun kelahiran Unesa.
Arti warna dalam lambang tersebut :
  • Biru laut berarti ketulusan sikap.
  • Biru tua berarti keteguhan tekad.
  • Putih berarti kesucian hati.
  • Kuning berarti keluhuran budi.
  • Merah berarti keberanian membela kebenaran.
  • Sumber : www.unesa.ac.id

    18.54 | 0 comments | Read More

    Lambang Universitas Airlangga (UNAIR)





    universitas airlangga
    Simbol Universitas Airlangga adalah burung Garuda tunggangan Wisnu yang membawa guci berisikan air “Amrta” yakni air kehidupan abadi. Simbol ini melambangkan Universitas Airlangga sebagai sumber ilmu yang senantiasa kekal.
    Bendera Universitas Airlangga berwarna kuning dan biru. Warna kuning melambangkan keagungan, biru melambangkan ksatria dan jiwa yang mendalam. Warna-warna itu diambil dari warna selubung yang menutupi patung Wisnu pada upacara pendirian Universitas Airlangga oleh Presiden Pertama Republik Indonesia pada tanggal 10 Nopember 1954.

    18.53 | 0 comments | Read More

    Lambang Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)





    lambang universitas muhammadiyah malang
    Lambang Universitas Muhammadiyah Malang terdiri dari :
    TULISAN ARAB MUHAMMADIYAH

    Sebagai pengikut ajaran Nabi Muhammad

  • MATAHARI BERSINAR 12
    Organisasi Muhammadiyah berdiri 1912
  • DUA KALIMAT SYAHADAT
    Sebagai Ikrar dalam ajaran Islam, yaitu kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Pengakuan Muhammad sebagai utusan Allah
  • PADI DAN KAPAS
    Bermaksud memperjuangkan adil dan makmur berupa sandang dan pangan serta tabiat seperti padi: ”Semakin berisi semakin merunduk”

  • Sumber : www.umm.ac.id

    18.52 | 0 comments | Read More

    Lambang NU (Nahdatul Ulama)





    lambang nahdatul ulama
    Lambang NahdlatulUlama terdiri dari
    1. Globe(bola dunia), melambangkan bumi tempat manusia hidup dan mencari kehidupan yaitu dengan berjuang, beramal, dan berilmu. Bumi mengingatkan bahwa manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah serta dikeluarkan dari tanah pada hari kiamat.
    2. Peta Indonesis yang terlihat pada globe, melambangkan bahwa NU berdiri di Indonesia dan berjuang untuk kekayaan negara RI.
    3. Tali bersimpul yang melingkari globe, melambangkan persatuanyang kokoh dan ikatan di bawahnya melambangkan hubungan manusia dengan Allah SWT. Untaian tali berjumlah 99, melambangkan Asmaul Husna agar manusia hidup bahagia di dunia dan akhirat.
    4. Bintang besar, melambangkan kepemimpinan nabi Muhammad SAW. Empat bintang di atas garis katulistiwa melambangkan kepemimpinan Khulafaur Rosyidin (Abu bakar Shiddiq, Umar bin Khotob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib). Empat di bawah garis katulistiwa melambangkan empat madzab (Imam Syafi’i, Maliki, Hambali, dan Hanafi). Jumlah bintang ada 9 melambangkan Walisongo.
    5. Tulisan arab “Nahdlatul Ulama” membentang dari kanan ke kiri, menunjukkan nama organisasi yang berarti kebangkitan para Ulama.
    6. Warna dasar hijau melembangkan kesuburan tanah air Indonesia, Sedangkan tulisan berwarna putih melambangkan kesucian.
    Bedasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa NU adalah organisasi keagamaan yang setia mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. dan para sahabat, menganut salah satu madzhab empat serta sebagai kelanjutan dari perjuangan Walisongo dalam berdakwah islam di Indonesia.

    18.49 | 0 comments | Read More

    Adakah Pertentangan Antara Nasionalisme dan Ketaatan Beragama






    oleh M. Sa'id el-Asmawi

    Negara-negara yang terdapat di Mesir, Irak, dan sekitarnya pada masa lalu menunjukkan adanya hubungan yang unik, organik, antara rakyat dan rajanya. Pada masa anta abad 6-2 sebelum masehi berdirilah kota-kota yang mandiri di negara Yunani. Mereka disebut Polis. Seperti kota Athena, Asbarita, dsb. Di kota-kota tersebut muncul pemikiran politis yang lebih mudahnya disebut "State City". Karena saat itu belum ada negara dengan pengertian seperti sekarang ini. Muncul pula pemahaman para penduduk kota tersebut, bahwa mereka sebagai wargakota. Dalam bahasa Yunani disebut sebagai "Polieteia". Lalu pemahaman tersebut bergeser ke kota Roma. Maka lantas penduduk kota ini disebut sebagai "Civitas Romana". Begitulah pemahaman kewargaan muncul di kota-kota tersebut.
    Pada abad pertengahan, setelah Kristen dan Islam tersebar, pemahaman kewargaan dalam lingkup kota sebagai kesatuan politik-sosial-ekonomi terhenti dan hilang. Diikuti dengan serangan dari barisan agama, yang kelak menjadi dasar identitas inividu, dan penertiban hak & kewajiban. Maka lantas tersebarlah Kristen di Eropa dan dipeluk oleh seluruh orang Eropa kecuali beberapa kelompok Yahudi yang tersebar. Sementara Islam menjadi agama seluruh kawasan Timur Tengah, kecuali beberapa kelompok Yahudi dan Kristen. Dengan demikian keberadaan individu-individu baik yang di kawasan Islam atau Kristen mulai terbatasi oleh identitas agamanya, sekiranya agama mereka menjadi pengganti pemahaman kewargaan sebelumnya.
    Seiring dengan perkembangan masa, kawasan Kristen terbagi-bagi ke berbagai wilayah yang masing-masing memiliki pemimpin. Demikian juga Islam, terpecah ke beberapa wilayah yang dipimpin seorang Amir, Wali, atau Raja, dan semacamnya. Biasanya wilayah-wilayah ttersebut diberi nama sesuai nama pemimpinnya. Seperti Ikhsyiyidiy dan Tholuniy di Mesir, Adarisa di Afrika Utara, Sholihiyah di Yaman, dan sebagainya.

    MASA PENCERAHAN

    Setelah Eropa memasuki masa pencerahan, muncullah beberapa kota di jalan-jalan utama di berbagai wilayah. Mula-mula kota-kota tersebut dinamakan "Burg" (yang berasal dari bahasa Arab "burj" = Istana/benteng), karena pada dasarnya ia digunakan dengan arti hotel yang di sekitarnya didirikan tempat-tempat belanja dan pemukiman. Dan kata "Burg" ini sampai sekarang masih dipakai sebagai nama beberapa kota, misalnya Hamburg, Betsburg, Hedlburg, dll. Penduduk kota-kota ini mempunyai keistimewaan tersendiri. Mereka secara politik dan hukum, keberadaan mereka terlepas dari pengaruh berbagai wilayah yang ada. Mereka ini disebut Burgoise (dari kata "burg").
    Pada masa-masa ini di dunia Islam belum diketahui ada paham negara (daulah) atau pemerintahan (hukumah).
    Dalam kamus-kamus kuna, tak ditemukan kata "daulah" sama sekali. Yang ada hanya kata "duulah" dengan arti sesuatu yang "beredar" antara beberapa orang. Sebagaimana kata tersebut terdapa dalam ayat al-Qur'an "...laa yakuuna duulatan bainal aghniyaa'i minkum" al-Hasyr: 59.
    Dalam bahasa Arab kata "daulah" mula-mula berarti beredar/berkelilingnya para raja di antara rakyatnya ditempat tertentu. Kemudian mengalami pergeseran makna, sehingga dikatakan "daulatu fulan" (daulahnya si polan), yang berarti sebuah masa atau tempat yang menunjukkan adanya tanda-tanda kekuasaan. Setelah itu kata "daulah" menjadi terjemahan kata Inggris "state", sehingga pada akhirnya "daulah" berartikan seperti sekarang ini. Dan Lembaga Bahasa Arab menetapkan kata tersebut dengan arti demikian tadi, yang akhirnya nampak dalam kamus-kamus modern seperti al-Wasith dengan arti: segolongan manusia yang menetap di sebuah wilayah terbatas, merdeka dengan undang-undang tertentu. Dan lantas para penulis, dan cendekiawan, mengeneralisir pemakaian kata daulah tersebut untuk menyebut semua wilayah sepanjang sejarah. Padahal kenyataannya ada yang tidak sama, baik secara bentuk dan substansinya. Secara lahir tak semua wilayah bisa selau disebut "daulah". Dan secara substansial banyak wilayah yang tak memiliki aturan politik, ekonomi, sosial, dan perundang-undangan tertentu. Dia tak lebih hanyalah merupakan kekuasaan politik atas kelompok manusia, sementara mereka hidup sesuai kebiasaan dan tradisi mereka.

    KEKUASAAN DAN PEMERINTAHAN

    Dengan demikian sebuah kekuasaan tak selamanya bisa disebut pemerintahan. Apalagi pemerintahan politik ini menurut al-Qur'an dan orang Arab diterjemahkan dengan kata "al-amr". Sementara kata "al-hukm" sendiri dalam al-Qur'an mempunyai arti penyelesaian persengketaan skala sempit. Hanyalah karena pengaruh Barat, kata "government" diterjemahkan kedalam bahasa Arab dengan kata "hukumah". Sehingga kata "hukumah" ini dipergunakan secara luas dengan arti "lembaga administrasi yang menguasai urusan negara di bidang legislatif, ekskutif, dan yudikatif." Oleh sebagian negara kata hukumah ini diganti denga "administration", seperti di USA. Sebagaimana kata "daulah", penggunaan kata "hukumah" ini mengalami pengeneralisasian sepanjang sejarah, sejak awal Islam.Walaupun wilayah-wilayah yang ada pada waktu itu tak selalu bisa disebut dengan hukumah.
    Dengan begitu, berarti kenyataan sejarah selama masa pertengahan belum mengenal paham daulah, hukumah, atau kewarganegaraan. Yang dikenal hanyalah identitas, hak & kewajiban perorangan yang diatur oleh agama dan wilayah masing-masing. Sehingga seorang muslim yang berada di wilayah Islam mempunyai situasi dan kondisi yang berbeda dengan muslim yang berada di wilayah Kristen. Dan begitu pula sebaliknya, seorang yang beragama Kristen di wilayah Kristen berbeda situasi dan kondisinya dengan Kristiani di wilayah Islam. Keberadaan mereka pada masa itu, mempunyai hubungan/ketergantungan dengan pihak penguasa bukan dengan wilayah atau kota.
    Sebelum pecahnya revolusi Perancis tahun 1789, rakyat perancis terbagi ke dalam tiga bagian; kalangan agamawan, bangsawan, dan orang awam. Mereka terbagi-bagi sesuai klasnya. Begitu pula badan legislatif terbagi dan terwakili menurut tiga klas tersebut. Dengan pecahnya revolusi, berakhir pulalah sistem klasifikasi tersebut, dan rakyat bergabung jadi satu. Dengan begitu loyalitas mereka tertambat pada lembaga negara, Perancis. Dengan ungkapan lain, Perancis adalah satu kota. Keadaan Perancis seperti itu akhirnya mudah termasuki paham "State City" yang sedang meluas di Yunani. Sehingga orang-orang Perancis saling menyebut di antara mereka sebagai "Citoyen" dengan arti penduduk (terjemah kata Yunani "Poliet", Latin "Civilis", dan Inggris "Citizen"). Dari situ mulailah muncul, menurut istilah plitik dan undang-undang, kata "kewarganegaraan" (muwathanah, terjemahan kata Perancis "Citoyennete", Latin "Civilis", dan Inggris "Citizenship"), yang mempunyai hubungan dengan lembaga negara -bukan raja atau pemimpin- tak membeda-bedakan agama, jenis, warna kulit, dan bahasanya. Sebuah hubungan yang diatur oleh dustur yang mengatur hak dan kewajiban secara adil.

    "KEWARGANEGARAAN" HASIL PEMIKIRAN MANUSIA

    Dengan demikian konsep kewarganegaraan adalan temuan manusia, yang diterapkan dalam dataran negara, yang membentuk hubungan antara penduduk dan negara tanpa membeda-bedakan agama, jenis, ras, dan bahasa. Hak dan kewajiban diatur oleh undang-undang yang ditegakkan oleh seluruh rakyat melalui majlis-majlis dan lembaga-lembaga perwakilan.
    Pada tahun 1923, muncul dustur pertamakali di Mesir, dan di dunia Arab. Dengannya seluruh orang Mesir menyandang kebangsaan Mesir, dan tidak lagi disebut rakyat Utsmani.
    Melihat perjuangan orang Mesir pada masa 20-an sampai 50-an membebaskan diri dari penjajahan Inggris, seorang politikus Kristen Mesir (Makram Abid) mengatakan: "Mesir bukanlah sebuah negara yang kita hidup di dalamnya, tapi ia adalah negara yang tumbuh di dalam hati kita." Sebuah ungkapan patriotis yang dimaksudkan untuk menghilangkan sekat penghalang antara kalangan Kristiani dan Muslim, karena mereka merupakan satu generasi yang tumbuh dalam satu negara, sama meresakan pahit-getirnya perjuangan melawan penjajah. Jelas, pernyataan itu tiada lain adalah bentuk lain dari kata "muwathanah".
    Berdasar pernyataan tersebut, seorang pemimpin jamaah Islam Politik mengatakan: "Islam adalah negara". Ungkapan ini berlawanan dengan paham "muwathanah", sesuai sejarah, politik, dan undang-undang. Sebagaimana ia dimaksudkan untuk meletakkan konsep "kewarganegaraan" di samping "ketaatan beragama" (tadayyun) dalam pilihan yang tunggal, yang hanya mempunyai satu sisi. Dengan perkataan lain, dua hal tersebut memang tidak bisa saling diperhadapkan. Dengan pemahaman tunggal seperti itu, seorang yang taat beragama (mutadayyin) akan merasa berkedudukan lebih tinggi di atas prinsip nasionalisme, dan bahkan mengingkari prinsip itu. Dan sebaliknya kelompok nasionalis yang fanatik akan berlaku lancang dan kurangajar terhadap kelompok mutadayyin, dan bahkan bisa jadi kelancangan mereka menyentuh nilai-nilai ajaran agama. Sehingga akhirnya tak ayal keadaan seperti itu memperuncing rasa permusuhan antara kedua kubu tersebut.
    Perlawanan antara negara dan agama (keyakinan), dalam sejarah seringkali terjadi. Di Roma, pernah terjadi antara kelompok berkayakinan "persaudaraan kemanusiaan" dan kelompok nasionalisme Roma. Sampai-sampai, pada saat itu, Kaisarnya sendiri turun tangan melerai pertarungan antara kedua kelompok tersebut. Kaisar Markos Orlios (memerintah 160-180 M) yang juga seorang failosof tersebut, mengatakan: "Umat manusia keseluruhan adalah bersaudara. Yang baik-baik dan yang jelek, semuanya hamba Tuhan.. Dan saya (sebagai Kaisar) Roma adalah negeriku, dan saya sebagai manusia..negeriku adalah seantero dunia."
    Dan pada masa sebelum runtuhnya Uni Soviet, terjadi pertarungan antara Marxisme -yang berpendapat bahwa generasi kalangan pekerja di penjuru dunia adalah saudara- dan pejuang nasionalis yang menganggap sebagian marxist berkhianat terhadap negara.
    Kedua contoh itu, yang pertama terjadi sebelum menyebarnya agama Kristen, dan yang kedua pada zaman modern. Selain itu banyak kasus yang bisa dibikin contoh.
    Sedangkan kasus yang menunjukkan kecocokan antara agama dan negara adalah yang terjadi di Jepang. Mayoritas penduduk Jepang terbagi ke dua kelompok, pemeluk Shinto dan Buda. Begitu juga di Cina yang sebagian besar penduduknya beragama Buda dan Konghucu.
    Jika pada akhir abad 2 M, Kaisar Roma telah berbuat bijaksana melerai pertempuran dua kecenderungan di wilayahnya, pun demikian apa yang terjadi di beberapa bangsa; kesesuaian dan pendekatan antara beberapa keyakinan. Mengapa sekarang kalangan gerakan Islam harus mempertentangkan antara nasionalisme dan tadayyun!?

    SYARI'AH TEMPATNYA DI HATI

    Islam adalah syari'ah yang tak mempunyai tempat lain kecuali hati. Adapun negara merupakan tempat langgeng yang dimukimi oleh seseorang. Maka bagaimana Islam akan berubah menjadi tempat, bagaimana iman berubah jadi tempat!? Padahal perbedaannya sangat jelas sekali. Iman bertempat di hati dan nampak secara lahir pada amal perbuatan. Sementara tempat adalah sesuatu yang ditempati/mukimi oleh seseorang!!
    Berubahnya slogan "Islam adalah negara" dari sekedar perasaan ke bentuk praktek nyata, akan berdampak pada penggantian pengertian iman lalu menggeser pengertian negara.
    Iman adalah perasaan umum. Ia merupakan penampilan kepribadian universal. Jika ia dibatasi oleh tempat, maka akan merubahnya menjadi materi, mejadikannya sebagai rasisme, dan ideologi.
    Sedangkan negara adalah bentuk dan konsep, meliputi manusia, geografi, sejarah, politik, dan fakta masa lalu dan masa yang akan datang. Berubahnya agama menjadi materi, bentuk rasisme, atau aturan ideologi, akan merusak seluruh bentuk dan konsep negara demi kepentingan golongan, atau organisasi yang akan menggantikan konsep negara dan kewarganegaraan.
    Dengan begitu iman akan berubah bentuk secara keseluruhan, negara akan rusak total, dan berakhirlah faham kewarganegaraan dengan segala kaitannya. Loyalitas seseorang akan bertumpu pada organisasi bukan kepada negara, kecenderungannya hanya pada seorang atau beberapa orang saja bukan kepada seluruh bangsa, secara umum kepada seluruh umat manusia dan kepada undang-undang khususnya. Yang dikhawatirkan berdampak pada munculnya sistem apatride, dimana seseorang terbuang tak bernegara dan tak berkewarganegaraan.
    Dalam situasi kacau seperti itu, unsur-unsur negara tak akan mungkin mampu menghadapi gempuran musuh dan melakukan perlindungan terhadap penduduknya. Apalagi jika ditambah situasi terpecah-belahnya kekuatan nasional. Situasi yang sangat kacau yang hanya akan mempermudah kedatangan musuh siap menghancurkan.

    20.53 | 0 comments | Read More

    puisi perjuangan "Karawang-Bekasi"

    Karawang-Bekasi


    Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
    tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
    Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
    terbayang kami maju dan mendegap hati ?
    Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
    Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
    Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
    Kenang, kenanglah kami.
    Kami sudah coba apa yang kami bisa
    Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
    Kami cuma tulang-tulang berserakan
    Tapi adalah kepunyaanmu
    Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
    Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
    atau tidak untuk apa-apa,
    Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
    Kaulah sekarang yang berkata
    Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
    Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
    Kenang, kenanglah kami
    Teruskan, teruskan jiwa kami
    Menjaga Bung Karno
    menjaga Bung Hatta
    menjaga Bung Sjahrir
    Kami sekarang mayat
    Berikan kami arti
    Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
    Kenang, kenanglah kami
    yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
    Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
    Chairil Anwar
    12.11 | 1 comments | Read More

    Pengertian Globalisasi


    Pengertian Globalisasi

    A. Globalisasi
    1. Pengertian Globalisasi
    Globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
    Adapun konsep globalisasi menurut pendapat para ahli adalah :
    a. Malcom Waters
    Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.
    b. Emanuel Ritcher
    Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
    c. Thomas L. Friedman
    Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
    d. Princenton N. Lyman
    Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.
    e. Leonor Briones
    Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial, hak asasi manusia, dan pergerakan wanita
    2. Proses Globalisasi
    Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya hidup.
    Serta hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televise baik langsung maupun tidak langsung, dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial.
    Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial pada masyarakat, sehingga memunculkan kelompok spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri, seperti meniru gaya punk, cara bergaul.
    B. Dampak Globalisasi
    Globalisasi telah menimbulkan dampak yang begitu besar dalam dimensi kehidupan manusia, karena globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakan modern.
    Sehingga terjadi dampak yang beragam terutama pada aspek sosial dampak positif nya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.
    Sedangkan dampak negatifnya, banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif, salah satu contoh dengan hadirnya modernisasi disegala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instant) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat terjadi dehumanisasi yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
    C. Cara Menanggulangi
    Era Globalisasi dewasa ini mengharuskan kita untuk bersikap arif dan mampu merumuskan serta mengaktualisasikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang tangguh dalam beriteraksi terhadap tatanan dunia luar dengan tetap berpijak pada jadi diri, serta menyegarkan dan memperluas makna pemahaman kebangsaan kita dengan mengurangi berbagai dampak negatif yang akan timbul dengan cara :
    Ø Pembangunan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan.
    Ø Pemberian ketrampilan hidup ( life skill) agar mampu menciptakan kreatifitas dan kemandirian.
    Ø Usaha menumbuhkan bidaya dan sikap hidup global, seperti mandiri, kreatif, menghargai karya, optimis, dan terbuka.
    Ø Usaha selalu menumbuhkan wawasan kebangsaan dan identitas nasional.
    Ø Usaha menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis.
    A. Pendekatan Penelitian
    Sebelumnya harus diketahui lebih dahulu permasalahannya, pada makalah ini menggunakan rancangan deskriptif untuk menunjukkan variable-variabel serta bukti-bukti yang sedang terjadi.
    B. Cara Pengambilan Data
    Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, kami memperoleh data-data yang diperlukan yakni dengan melakukan
    Study pustaka :
    Suatu tahap dimana untuk mendapatkan data-data yang diperlukan kita mencari melalui buku-buku penunjang serta mencari dari website atau media internet.
    A. Era globalisasi memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berperan lebih besar pada prakarsa dan kreatifitas melalui berbagai infrastruktur ilmu pengetahuan dan teknologi serta ekonomi, sosial. Globalisasi membuat batas-batas antar Negara semakin kabur sehingga meningkatkan mobilitas dan dinamika masyarakat, termasuk timbulnya gagasan-gagasan baru diberbagai bidang dan aspek-aspek globalisasi dalam satu kepentingan global yang melebihi kepentingan masing-masing Negara, hal ini dikarenakan globalisasi merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata. Dalam keadaan global yang sulit dikontrol seperti pendapat pakar Malcom Waters, Emanuel Ritcher, Thomas L. Friedman, dan sebagainya.
    B. Dampak globalisasi yang dirasakan oleh masyarakat Inernasional dapat diidentifikasikan antara lain mencakup aspek sosial yang berdampak positif yaitu daya interaksi antar manusia semakin mudah akan tetapi pada aspek sosial mengalami perubahan yaitu masyarakat banyak yang meniru atau menerapkannya secara selektif salah satu contohnya cirri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu adanya sifat ingin segalanya instant mulai merebak dikalangan masyarakat.
    C. Penanggulangan dampak negatif pada aspek sosial
    Dapat dilakukan dengan cara :
    1. Pembangunan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan dengan cara memupuk mental secara rasionalisme dengan falsafah kepribadian bangsa.
    2. Pemberian ketrampilan hidup (Life Skill) agar mampu menciptakan kreatifitas. Dan kemandirian, guna untuk menghadapi persaingan yang ketat, untuk kelangsungan hidup di era globalisasi.
    3. Usaha menumbuhkan budaya dan sikap hidup global, seperti mandiri, kreatif, menghargai karya, optimis dan terbuka.
    4. Usaha selalu menumbuhkan wawasan kebangsaan dan identitas nasional, supaya pedoman kita akan kepribadian bangsa tetap kental.
    5. Usaha menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis guna untuk menyalurkan aspirasi rakyat yang pro dan kontra.
    A. Kesimpulan
    1. Bahwa proses terjadinya globalisasi dalam aspek sosial terjadi dengan cara melalui media televise baik secara langsung maupun tidak langsung, serta melalui interaksi yang terjadi dimasyarakat.
    2. Bahwa dampak yang ditimbulkan era globalisasi pada aspek sosial yaitu terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual, serta sifat ingin selalu instant pada diri seseorang.
    3. Bahwa penanggulangan pada dampak era globalisasi pada aspek sosial diantaranya diadakannya pembangunan kualitas manusia, pemberian life skill, memberikan sikap hidup yang global dan menumbuhkan wawasan, identitas rasional serta menciptakan pemerintahan yang transparan dan demokratis.
    B. Saran
    1. Siapapun boleh mengikuti arus globalisasi saat ini akan tetapi harus pandai-pandai menyaring yang sesuai dengan identitas nasional.
    2. Mengingat globalisasi sangat kental dengan perubahan kita harus mempertimbangkan terlebih dahulu dampak yang akan ditimbulkan oleh globalisasi tersebut.
    untuk menyongsong era globalisas”.
    Agenda Baru Politik Luar Negeri Indonesia
    DUNIA kini memiliki karakteristik global. Artinya, integrasi dunia makin ketat dan kaitan antara satu negara dengan negara lain makin erat. Peristiwa di satu negara yang jauh, katakanlah di Afrika atau Amerika Latin, gemanya akan sampai ke Indonesia. Krisis ekonomi di Meksiko dan Argentina telah menjadi ancaman bagi banyak negara. Bahkan, krisis moneter di Thailand tahun 1997 membawa bencana bagi hampir semua negara di Asia Timur. Dan yang terakhir, serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat (AS) menggema kuat ke Indonesia. Nama Osama bin Laden telah akrab di telinga masyarakat.
    Karakter global dunia kini, tidak pada penekanan ideologi atau militer, tetapi lebih pada ancaman integrasi dan dampak ekonomi-politik. Bila pada pasca Perang Dunia II, ancaman global terlihat dari benturan ideologi komunis dan liberal, maka kemudian karakter globalnya terlihat dari penguasaan teritorial masing-masing kekuatan ideologi yang berhadapan. Pada abad ke-21 ini, ancaman keutuhan sebuah bangsa dan negara menjadi bahan pertaruhan.
    Kini ekonomi kapitalis menjadi kekuatan yang tidak ada pengimbangnya. Tetapi akibat kekuatan ekonomi kapitalis dengan gagasan globalisasi, seperti halnya globalisasi ideologi komunis versus kapitalis, maka hampir semua negara memeluk kapitalis sebagai ide utama pembangunan negaranya. Akibatnya, industrialisasi menjadi tujuan hampir semua negara untuk memacu ekspornya ke pasar luar negeri, meski harus mengeruk kekayaan alamnya seperti di Indonesia.
    Dalam situasi di mana isu globalisasi mendapat tandingan dari kelompok kecil anti-globalisasi dan anti-kapitalismerelatif baru. Mengapa? Meski orientasi politik luar negeri itu bebas aktif, namun aplikasinya tidak lagi bersifat ideologis, mengayuh di antara dua karang ideologi, tetapi mengayuh di antara belantara kekuatan kapitalis dunia.
    Diplomasi persatuan
    Langkah yang diambil Presiden Abdurrahman Wahid saat awal menjadi presiden merupakan salah satu kebijakan yang mencerminkan apa yang disebut diplomasi persatuan. Diplomasi untuk mempertahankan keutuhan negara dengan jalan keliling ke berbagai negara mulai dari Asia Tenggara sampai negara besar seperti Cina dan AS. Dengan jalan-jalan itu Wahid memberi kesempatan kepada dunia, Indonesia yang sedang dilanda krisis ekonomi dan politik telah mengawali era baru demokratisasi yang solid.
    Semula terkesan Abdurrahman Wahid banyak jalan-jalan dibanding mengurusi masalah dalam negeri. Dalam tempo satu-dua bulan, lebih dari 30 negara telah dikunjungi. Namun, bila dilihat lebih jauh, langkah itu tepat saat Indonesia diragukan keutuhannya setelah Timor Timur memerdekakan diri. Anggapan banyak kalangan internasional saat itu, Indonesia yang bermulti-etnik tidak akan tahan dalam kesatuannya, menunggu cerai berai seperti Yugoslavia atau Uni Soviet.
    Abdurrahman Wahid memberikan dimensi baru terhadap citra internasional yang meremehkan kekuatan Indonesia untuk bersatu. Dalam tahap ini diplomasi Abdurrahman Wahid menemui dan sowan ke berbagai pemimpin internasional berhasil mengukuhkan posisi Indonesia dalam peta internasional. Meski demikian kekuatan pemerintahan Abdurrahman Wahid ini tidak diimbangi dengan kebijakan ke dalam negeri yang solid.
    Salah satu aspek yang dapat ditarik dari langkah Abdurrahman Wahid saat itu-dibanding Presiden BJ Habibie yang sibuk dengan urusan dalam negeri-diplomasi persatuannya memberi ilham bagi agenda baru dalam politik luar negeri. Terlepas dari istilah persatuan dan kesatuan yang memiliki beda arti, namun diplomasi model ini menekankan pada pembentukan citra, Indonesia-meski dilanda gerakan separatis Papua dan Aceh-memiliki kredibilitas untuk mempertahankan kesatuannya. Dengan corak diplomasi ini tampaknya dambaan terhadap investasi pun akan banyak terbantu. Diplomasi untuk menjaga keutuhan negara menjadi sebuah agenda tahun ini.
    Diplomasi HAM
    Di tengah arus globalisasi gerakan hak asasi manusia (HAM), Indonesia mendapat sorotan tajam. Catatan pelanggaran HAM di Aceh, Papua, Irian Jaya, dan terutama di Timor Timur, menjadikan wajah Indonesia dalam pergaulan internasional penuh bisul. Keterlibatan Komisi HAM PBB untuk menyeret sebagian pimpinan TNI dalam pengadilan internasional merupakan contoh di mana perhatian dunia terhadap pelaksanaan HAM menjadi standar baru untuk menempatkan negara dalam masyarakat internasional.
    Karena masalah HAM menjadi begitu penting, maka kampanye internasional untuk memberikan informasi yang utuh, bukan informasi propaganda, menjadi penting dalam diplomasi Indonesia. Yang dimaksud informasi utuh adalah paket informasi yang dikemas secara lebih bernilai akademik, bukan data yang mudah dibantah lembaga pendukung penegakan HAM di dunia seperti Amnesti Internasional.
    Tentu saja memperbaiki citra HAM bukan hal mudah. Tetapi bila kita melihat di dunia ini tidak ada negara yang kebal dari pelanggaran HAM, termasuk AS, tetapi toh terkesan negara terhormat. Coba lihat Australia, bagaimana memperlakukan suku Aborigin selama berpuluh bahkan mungkin ratusan tahun, atau Cina berhadapan dengan kelompok oposisinya. Tetapi, kampanye untuk menonjolkan nilai positif itu tetap dilakukan, sehingga apa yang terjadi di Benua Kangguru itu sepertinya dilupakan. Ada satu catatan, Australia, Cina, atau AS tentu melakukan perbaikan catatan HAM-nya.
    Diplomasi ekonomi-politik
    Selain masalah persatuan dan HAM, ada satu poin penting untuk barisan diplomat Indonesia. Bidang ekonomi-politik menjadi bagian tak terpisahkan untuk mengangkat nama Indonesia. Ada kasus baru dengan bidang ekonomi-politik, yakni ambruknya pemerintahan Argentina karena membubungnya utang ditambah strategi ekonomi yang kurang tepat dengan mematok mata uangnya dengan dollar AS. Tekanan internasional di bidang ekonomi plus politik merupakan beban yang beratnya tiada tara. Rakyat menjadi menderita karena langkah salah yang diambil elite ekonomi dan politik.
    Lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, terlalu timpang untuk diserahkan kepada juru runding ekonom. Dua lembaga keuangan interna-sional terbentuk bukan karena alasan ekonomi tetapi karena kebutuhan politik negara-negara besar untuk mempertahankan pola ekonomi liberal.
    Macetnya perundingan untuk implementasi program IMF tidak lain daripada lemahnya posisi juru runding dalam melihat situasi di dalam negeri yang rumit, ditambah kalkulasi ekonomi, bukannya kalkulasi diplomasi, dalam menghadapi para pejabat lembaga keuangan internasional. Jadi di sini tampaknya diperlukan praktisi diplomasi untuk menghadapi lembaga internasional apa pun itu namanya.
    Dalam situasi di mana posisi Indonesia terpojok dengan beban utang besar, diplomasi ekonomi-politik untuk mencari peluang dan dana tambahan agar keluar dari krisis ekonomi menjadi sangat urgen. Tahun ini tampaknya berbagai lembaga yang ada kaitan dengan hubungan luar negeri, terutama Departemen Luar Negeri ada baiknya merumuskan dengan tajam prioritas diplomasinya. Jika dipadatkan, masyarakat diplomat Indonesia perlu menempatkan gugus tugas baru untuk diplomasi persatuan, HAM, dan ekonomi-politik saat diterjunkan di medan baru di awal abad ke-21 ini. Memang bidang sosial, budaya, ekonomi,politik atau organisasi internasional masih diperlukan, namun karena tuntutan internasional untuk memperkuat kepentingan nasional maka tiga prioritas itu ada baiknya dipertimbangkan .
    08.31 | 0 comments | Read More